Kamis, 08 Oktober 2009

Sejam bersama rekanan pharos

Sehari sebelumnya dapat sms dari HRDnya paros terkait surat lamaran yang telah aq kirimkan ke sana, tapi bukan untuk posisi itu yang tersedia rupanya. Dengan alasan IPK tidak mencukupi akhirnya ditawarkan ke posisi lain yaitu sebagai Medical Representative. Posisi apalagi tu pikirku.
Sambil cari tau ku posting ke fb dan banyak yang koment untuk posisi tersebut yang ternyata hanya sebatas sales lapangan.

Untuk membuktikan apa yang telah diwejangkan temen2 q di Fb ku, ku tetep datang untuk psikotes di rekanan pharos tersebut di manyar kartika yang ternyata tidak jauh dari tempat kos q sendiri.
Sebelumnya mulai disuruh mengisi formulir pernyataan yang bilamana keterima kerja disana maka harus setuju dengan segala syarat yang diajukan dan mau menerima penalti jika mengundurkan diri dari waktu yang telah ditentukan. Dan yang berat lagi buat cewek selama masa kerja 3 tahun dilarang untuk nikah dulu( nah lho, emang nya apaan coba), ijazah disuruh titip ke perusahaan sebagai jaminan.

Pada dasarnya udah tak setuju dengan pernyataan2 yang ribet dilertas tu, tapi pingin tau lebnih jauh apaan sih Medical representatif tu, maka trus aja isi formulir dan lanjut ke sesi interview pikirq, sesudah itu ada dua orang yang melamar bagian itu hari ini yaitu aq dan satu lagi anak pens its (ce) yang juga salah jurusan karena ngelamar teknik dialihkan ke Medrep tadi, apa boleh buat kataku ikuti aja dulu kalo nanti ternyata tidak cocok ya jangan diambil.

Setelah sementar saja nunggu saatnya bagian medrep memanggil q dan mulai tanya2 sebelum interview, dijelasin bahwa masnya kan ngelamar bagian IT tapi tidak bisa karena spesifikasinya tidak memenuhi syarat(dengan kata lain IPKnya kurang) .
Ok lah mas tapi sebelum interview apakah mas bersedia untuk posisi ini, taka masnya
Ehmm.. Bisa dijelasin ndak mas jobdesnya seperti apa.

Jobdesnya itu marketing mas, jadi masnya melakukan kunjungan ke dokter maupun apotik sebanyak 15 kali sehari, kalo untuk obat resep bisa sampe malem karena nungguin dokternya selesai praktek dan tak ada jam kerjanya kalo untuk obat non resep, untuk obat resep jam kerja seperti biasa, minggu libur. Masnya harus bisa membujuk dokter untuk menukiskan resep dengan produk kita, semakin banyak masnya bisa menjual produk semakin banyak insentif yang didapat. Kalo ndak dapat sesuai target maka hanya dapat gaji pokok aja.

Waduhh jadi sales nih pikirq.

Emh mas nanti aja deh saya pikir2 dulu y.
Ok deh mas
Terakhirnya dia bilang gini , cari kerja sulit lho

Senin, 05 Oktober 2009

mulai menata

bahasanya lho menata. emang apaan y
ndak ada isinya wong lagi ditata. ya tho


udah ndak usah protes tunggu aja kelanjutannya.